Lembar Episode 07



Rabu, 3 Agustus 2016 – Semangat 67!! Itulah jargon kami selama satu minggu menetap di Desa Muarajaya. 

Alhamdulillah, hari ini masih diberi kesempatan untuk menghirup udara segar desa, masih asri dan tidak berpolusi. Hari ini juga saatnya bertemu orang-orang yang segar, maksudnya anak-anak yang masih segar dan haus akan ilmu. 

Aku, Marsya, dan Enden, hari ini mendatangi Paud As-Sa’adah, di sana saya menemui banyak anak-anak yang ceria dan semangat belajar. Awalnya mereka heran atas kedatangan saya dan teman-teman, tapi alhamdulillah teh Erin sebagai pembimbing anak-anak di Paud sangat welcome dengan kedatngan kami dan segera menyuruh kami untuk membimbing anak-anak juga.

Aku membimbing anak-anak membaca Iqro, kebetulan ketika saya datang tepat waktu pukul 07.30, jam Paud baru masuk dan masih diawali dengan membaca Iqro sebelum memulai pembelajaran.
Ketika memulai pembelajaran, bel pun berbunyi, anak-anak siap berbaris, bukan di luar kelas, tetapi di dalam kelas, dikarenakan lahan Paud yang terbatas sehingga tidak memungkinkan anak-anak untuk berbaris di luar, meskipun begitu anak-anak tetap senang dan tidak hiraukan luas atau sempitnya tempat mereka belajar. 

Setelah itu, anak-anak siap belajar, Teh Erin membuka pembelajaran dengan berdo’a kemudian bernyanyi dan tepuk semangat. Anak-anak pun nampak riang dan semakin bersemangat. Sesekali mereka memandangi saya dan teman-teman atas keberadaan yang tak biasa di dalam kelas. Saya hanya tersenyum, mereka pun membalas dengan senyuman mungilnya.

Anak-anak semangat karena gurunya pun semangat. Hari itu kelas dibimbing oleh Teh Erin dan Bu Ema. Menyebut “Teh” Erin karena beliau belum menikah, dan menyebut “Bu” Ema karen beliau telah menikah. Sedikit cerita, bahwa Teh Erin adalah anak dari seorang pendiri Paud As-Sa’adah. Merupakan warisan turun menurun hingga dipegang oleh Teh Erin. Karena sang pendiri menyukai anak-anak dan termotivasi untuk menyediakan tempat belajar dan berdiri sebagai Paud As-Sa’adah.

Ada dua pembimbing atau guru di Paud As-Sa’adah, seperti yang telah disebutkan, ada Teh Erin dan Bu Ema. Keduanya saling mengisi, jika salah satu tidak bisa mengajar kemungkinan besar anak-anak tidak terkendali. Tetapi atas amanah yang diberikan, maka keduanya saling menjaga dan berusaha untuk membuat anak-anak tetap senang belajar.

Oh ya, ada yang lupa, Teh Erin adalah orang yang terlibat dalam pencarian rumah sebagai tempat tinggal saya dan teman-teman KKN di desa ini. Alhamdulillah awal mula bertemu dengan Teh Erin hingga sampai saat ini menjadi akrab dan diberikan titik terang tentang perjalanan KKN.:-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Izrail

Lembaga-Lembaga (Institusi) Pendidikan Islam Pra-Kebangkitan Madrasah

Cerpen 5 Paragraf