Assalamu'alaikum, Malam..

Telah sekian lama aku tak mengeja kesyahduanmu, wahai malam. Begitu banyak goresan kata yang seharusnya aku tuangkan pada selembar kertas dengan pena hitam. Begitu banyak yang seharusnya aku ceritakan padamu. Begitu aku malu tak pernah menatapmu (lagi) seperti dulu, wahai malam..

Akhir-akhir ini menjadi hari di mana aku tak mampu menemanimu lebih lama dengan setetes tinta di atas kertas putih yang pucat itu. Aku terlalu menyibukkan diri dengan segala aktivitasku yang tiada henti, di siang sampai malammu. Kuharap kau tak marah padaku..

Malam, masih adakah secercah rindumu padaku? Atau aku yang seharusnya merinduimu? Ya. Aku seharusnya yang merindumu, sebab aku sudah melupakan kesyahsuduanmu, keikhlasanmu menemani hari-hariku di waktu itu, tapi kini aku meninggalkanmu begitu saja di tengah deraian bintang-gemintang yang menghilang. Meskipun begitu, kutahu bahwa kau tak pernah merasa sepi, kau memiliki kawan setitik bulan, yang bersinar di kala kelam. Nampaknya ia selalu tersenyum padamu, bahkan ia tak pernah meninggalkanmu sekalipun saja, tak seperti aku..

Malam, ceritakanlah padaku apa-apa yang terjadi di hari kemarin? Betapa aku meninggalkan jejak untuk  memandangimu tersenyum manis setiap denting jam berdetak menuju angka satu. Aku tahu guratan senyummu kian memudar ketika aku mulai menyapamu lagi, tapi jujur saja, sampai kapanpun kau adalah sahabat sejatiku. Kau selalu ada untukku, di waktu suka maupun dukaku..

Indahnya, ciptaan Allah yang maha kuasa, yang mampu membuat segalanya menjadi hidup, seperti malam yang menjema serupa kawan sempurna.
Indahnya, karunia yang telah Dia berikan kepada hamba-Nya, menyiapkan segala hidangan yang tak pernah habis dan tak jemu dipandang, malam beserta bintang-gemintangnya.
Indahnya, khiasan alam yang tampak di segala penjuru dunia atas kekuasaan-Nya, atas kasih sayang-Nya, dan atas kemurahan-Nya. Malam dengan senyuman rembulan yang menawan dan mempesona.

Malam, jika saja aku memiliki banyak waktu, mungkin akan kuhabiskan sisa waktuku bersamamu.
Malam, jika saja suatu waktu keindahanmu pudar di mataku, biarkan aku terus memujimu dengan kesyahduanmu.
Malam, jika kau merasa kegelapan, biarkan aku menjadi penerang kehidupanmu.
Malam, jika kau merasa sendiri, panggil aku dengan sapaan rindumu, assalamu'alaikum..

Malam, 8 Januari 2015 - 1.34 am 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Izrail

Lembaga-Lembaga (Institusi) Pendidikan Islam Pra-Kebangkitan Madrasah

Cerpen 5 Paragraf