Di Tempat Yang Sama



(Lihat gambar di atas) ini adalah kelasku, dulu. Ketika aku masih duduk di bangku madrasah tsanawiyah kelas 9-B. Sudah enam tahun lamanya aku tidak kemari, begitu banyak perubahan yang kutemui disana. Aku sengaja memilih sekolah yang pernah kujadikan tempat belajar dulu untuk melakukan sebuah observasi dari tugas kuliahku di semester 4. Dan alhamdulillah, guru-guru di sana sangat terbuka, menerimaku dan masih ingat denganku :)

Masih teringat saat aku duduk di bangku kedua barisan kedua bersama salah satu kawanku. Kelas ini memiliki banyak sejarah, cerita, juga kisah yang kualami. Banyak goresan-goresan yang seharusnya aku tuangkan lebih dulu. Namun, sejarah mencatat, bahwa di sana aku menemukan banyak guru yang hebat! Ya, guru yang mampu mengajarkanku berbagai hal yang belum pernah kuketahui sebelumnya, memecahkan rasa ingin tahu, menambah ilmu, dan membimbingku hingga aku menjadi seperti sekarang ini. Tak lupa aku di sana bertemu dengan teman-teman yang baik yang mengajarkanku banyak hal, dan aku menganggap mereka adalah guru kedua di madrasah itu.

Teringat pula ketika di kelas itu sebelum memulai belajar kami bersama-sama membaca al-Qur’an, bertadarus dengan dibimbing oelh salah satu temanku yang laki-laki, melalui speaker yang tersebar di seluruh sudut kelas. Setelah tadarus kami serentak membaca asmaul-husna hinga hafal karena terlalu sering membacanya, setiap pagi, setiap hari seperti itu. Betapa hari-hari selalu cerah tatkala didahului oleh kalimat-kalimat-Nya yang indah dan penuh makna. Setelah bertadarus, kami memulai pembelajaran, satu persatu guru memasuki kelas. Bergiliran menyampaikan ilmu yang mereka miliki. 
Saat itu, aku sangat senang belajar matematika. Ya, aku sukaaaa dengan berhitung, memecahkan masalah di dalamnya, seperti bermain teka-teki!

Kini, kelasku yang dulu menjadi kelas mereka yang sekarang. sama-sama mengukir cerita di dalamnya. :)
Semoga sukses untuk adik-adikku di sana..

8 April 2016 - 6.48 Pm


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Izrail

‘Abdullah Ibnu ‘Abbas r.a meriwayatkan, bahwa sepulang dari mengimami shalat Shubuh terakhirnya, Rasulullah SAW langsung dipapah berjalan menuju ke tempat tidur.                 Sementara itu, kepada malaikat ‘Izrail Allah SWT berfirman:                 “Hai ‘Izrail, hampirilah kekasihKu dengan sebaik-baik rupa, cabutlah ruhnya dengan penuh kehalusan, dan masuklah ke rumahnya dengan memohon izin! Jika diizinkan, masuklah! Jika tidak, kembalilah!”                 Malaikat ‘Izrail turun dengan rupa seperti Arab Badui (orang kampung). Ia menghampiri rumah Nabi seraya mengucapkan salam: “Assalamu’alaikum wahai penghuni rumah Nabi dan sumber risalah! Bolehkah aku masuk?”                ...
Baca selengkapnya

Lembaga-Lembaga (Institusi) Pendidikan Islam Pra-Kebangkitan Madrasah

Gambar
Pada umumnya lembaga pendidikan Islam sebelum madrasah di masa klasik diklasifikasikan atas dasar muatan kurikulum yang diajarkan. Dalam hal ini kurikulumnya meliputi pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Atas dasar ini, lembaga pendidikan Islam di masa klasik menurut Charles Michael Stanton digolongkan ke dalam dua bentuk, yaitu lembaga pendidikan formal dan nonformal, di mana yang pertama mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan yang kedua mengajarkan pengetahuan umum, termasuk filsafat. 1.     2.     Adapun lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada sebelum kebangkitan madrasah pada masa klasik adalah sebagai berikut:          1.       Shuffah Pada masa Rasulullah Saw shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai untuk aktivitas pendidikan. Biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan mereka yang tergolong miskin. [1] Di shuffah para siswa diajarkan membaca dan...
Baca selengkapnya

Cerpen 5 Paragraf

Bunga Anggrek dan Ulat Mangga Oleh : Nur Arsyidah Tiada hari tanpa menyiram bunga Anggrek di depan halaman rumah Riri. Seperti itulah kesehariannya menjelang pergi ke sekolah setiap pagi. Saat membuka mata ketika habis terlelap, yang teringat hanya bunga-bunga Anggrek yang terus bermekaran berwarna pink keunguan, terus merayap mengitari pagar halamannya. “Bunga Anggrek adalah seorang kekasih yang setia, selalu dirindukan, dan tak pernah terlupakan”, katanya ketika suatu pagi di hari Minggu menyiram bunganya. Bunga Anggrek yang tumbuh di bawah naungan pohon mangga itu semakin hari semakin subur karena penyiramnya tak pernah absen untuk merawat kekasihnya. Namun pada suatu ketika, ada ulat-ulat hijau nan berduri mulai merayapi dahan pohon Mangga sampai daun-daun bunga Anggrek kepunyaan Riri. Ulat-ulat yang bergelantungan dan seperti kelaparan itu memakan lahap daun-daun yang berada di sekitar pohon Mangga dan bunga Anggrek. “Tidaaak! Apa yang terjadi? Oh sayangku..” Kekesa...
Baca selengkapnya