Lembar Episode 26



Senin, 22 Agustus 2016 – Setiap hari ada agenda, setiap hari ada aktivitas. Serunyaa..!
Agenda hari ini adalah pembagian hadiah lomba 17 Agustus di SDN Lebakpari, Desa Muarajaya. Pagi-pagi kami datang ke sekolah, meskipun agak telat sedikit, karena anak-anak sudah mulai upacara hari Senin sehingga kami menunggu di depan pagar lapangan sekolah menunggu upacara selesai. Namun, sebelum upacara selesai, kami dipanggil oleh kepala sekolah SDN Lebakpari. Disambut dengan baik kedatangan kita ke sekolah ini. 

Kami pun mengikuti upacara di akhir acara sebelum penutup, karena disalip dengan pembagian lomba saat Sabtu lalu. Sorak soray anak-anak riang gembira ketika kami mengeluarkan hadiah dari ruang guru menuju lapangan. Harap-harap cemas setiap anak memiliki hadiah itu. Senyumnya yang polos mengartikan kebahagiaannya.

Hadiah yang bertuliskan juara satu hingga tiga berjejer di antara tangan kami, mahasiswa KKN, kami yang akan memberikannya kepada anak-anak dengan didampingi oleh kepala sekolah yakni Ibu Rukmanah. Satu persatu dipanggil ke depan sebagai perwakilan pemenang bagi lomba tim, dan bagi individu dengan senangnya maju ke depan lapangan dengan menampakkan gigi-gigi susunya. 

Setelah memberikan hadiah untuk sang juara lomba 1, 2 dan 3, kami segera bersiap untuk melakukan penyuluhan, masih di SDN Lebakpari. Penyuluhan tentang kesehatan gigi ini diperuntukkan bagi siswa kelas 1 dan 2 saja. Mereka disatukan dalam satu kelas, membentuk bangku-bangku shaf yang memanjang dan padat di dalam kelas. Antusias anak-anak mengiringi kelancaran acara kami. Alhamdulillah, satu persatu kegiatan telah berjalan dengan baik. 

Di sisi lain teman-teman memberikan penyuluhan di SD, saya segera pergi ke Kampung Nyenang untuk memberikan Vitamin A di Posyandu Melati. Senang sekali bisa terlibat di posyandu ini. Karena apa? Karena banyak anak-anak lucu :D

Setelah selesai di posyandu, saya dan Dwi, juga Aul kembali lagi ke sekolah, merapikan sisa berantakan di kelas setelah penyuluhan. Dan segera kembali ke posko. 

Pukul 14.30 – Saya disamper oleh anak-anak pengajian di Cisempur. Jadwal pengajian di Sekolah Agama kali ini adalah menulis dan menghafal. Yang ditulis adalah kosa kata, begitupun yang dihafal adalah kosakata. Kosakata tentang benda-benda yang ada di sekitar. Ada sesuatu yang mengingatkan saya pada masa saya masih duduk di bangku yang sama seperti anak-anak, yakni belajar dengan bahasa Sunda. Terkenang ketika guru saya menyampaikan ilmunya dengan menggunakan logat Sundanya yang khas, tulisan Sunda yang juga khas. Saya menemukannya di sini, di Desa Muarajaya. 

Satu persatu kosakata saya tulis di papan tulis yang berukuran tidak lebih dari 1 x 1 M. Anak-anak tanpa harus disuruh sudah membuka bukunya utnuk menulis, sebab mereka tidak membawa tas sehingga buku dibawa dalam genggamannya dan ketika telah sampai mereka tinggal membuka buku dan menulis apa yang harus mereka tulis. 

Meskipun tulisan saya tidak cukup bagus, tapi tetap terbaca oleh anak-anak. setiap saya selesai menulis satu kata dalam tulisan Arab, saya bertanya pada anak-anak, “Tulisanna kabaca teu?” berhubung saya pun berdarah Sunda, sehingga saya anggap ini adalah kampung saya sendiri sehingga saya pun bertanya pada anak-anak dengan bahasa Sunda bukanlah hal yang asing. 

Setelah selesai menulis, anak-anak saya persilakan untuk menghafal dengan diberi waktu 5 menit untuk menghafal. Tetapi sebelum menghafal saya dan anak-anak membaca bersama-sama tulisan yang ada di papan tulis. Lalu di menit-menit pertama menghafal, saya melihat anak-anak dengan khusyu nya memejamkan mata, dengan mulutnya yang berkomat-kamit menghafal kosakaa Arab dengan terjemah bahasa Sunda. Hanya ada 5 kata yang harus mereka hafal, ya 5 kata saja, mudahkan?

Benar, memang mudah. Setelah waktu habis, saya menunjuk salah satu anak untuk melisankan apa yang telah duhafalkannya secara berurut. Sebagian anak ada yang lancar dan ada pula yang masih terbata-bata. Semua butuh proses, insya Allah semua anak pasti bisa menghafalnya.
Tulisan yang telah saya tulis di papan tulis saya hapus dan anak-anak telah menghafal dengan baik. Saya senaaaaaaaang sekali. Bangga bisa mengenal anak-anak yang cerdas dan semangat yang tinggi untuk belajar.

Akhirnya pengajian hari ini selesai, kemudian ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh salah satu anak yang saya tunjuk.
Alhamdulillah, hari yang melelahkan, tetapi lebih lebih menyenangkan... :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Izrail

Lembaga-Lembaga (Institusi) Pendidikan Islam Pra-Kebangkitan Madrasah

Cerpen 5 Paragraf