Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Panggil Saja “GURU”!

Gambar
      Namanya Guru. Ayahnya seorang guru, pun ibunya seorang guru. Kakeknya guru, neneknya juga guru. Tak lupa pamannya seorang guru, bibinya apalagi, guru juga. Tapi Guru bukanlah seorang guru. Guru, ia dilahirkan dengan disambut keluarga besar dari seorang guru, yang mengajar dan mendidik anak-anak di sekolah maupun di pengajian. Guru sedari kecil didampingi oleh para guru (orang tua). Dari gurunya ia mendapat kebahagiaan dan ketenangan hidup, ia bangga ketika teman-temannya mengaguminya karena ayahnya seorang guru, ibunya pun seorang guru. Guru, ia tidak memiliki cita-cita sebagai seorang guru, menurutnya itu adalah profesi yang sederhana dan terlalu banyak dicita-citakan oleh orang, dan kebanyakan tidak berdasar hati. Atas asumsi itu akhirnya ia memilih untuk tidak bercita-cita sebagai guru, tetapi ia bercita-cita sebagai pedagang. Hanya pedagang! Teman-temannya menertawakan ketika ia menjawab tentang cita-citanya menjadi seorang “pedagang”. Melayani dan ...

Ternyata, Jakarta Itu Bener-Bener LUAS!

Gambar
     Minggu, 6 September 2015 – Ceritanya aku dan satu kawanku – Nurul, pergi ke ibu kota, Jakarta untuk mengunjungi Indonesian International Book Fair tepatnya di wilayah Parkir Timur komplek Gelora Bung Karno, gedung Jakarta Convention Centre. Kami sengaja mengunjungi dengan maksud untuk “ingin tahu” seperti apa acara pameran buku yang diselenggarakan di Jakarta saat itu yang biasa digelar setiap tahunnya, dan baru kali ini berkesempatan untuk datang ke sana. Dan ternyataaaaaa ada banyak cerita sebelum sampai di tempat tujuan! Pertama - Kami menaiki kereta dari Stasiun Bogor hingga sampai di Stasiun Tanah Abang, karena menurut pencarian kami pada google map bahwa gedung JCC (Jakarta Convention Centre) itu ada di kelurahan Tanah Abang. Atas alasan itu, kami percaya pada mbah google dan sampailah di Stasiun Tanah Abang, dari keberangkatan sekitar pukul sebelas siang dan sampai di sana kira-kira jam setengah satu. Kami berhenti di Stasiun Tanah Abang, dan berusaha menca...

Berpetualang Seru! – Pendakian Kedua

Gambar
Selasa, 25 Agustus 2015 Kulangkahkan kaki pada pijakan bumi, Berpetualang mencari keindahan sejati yang dapat kunikmati, Bersama hati yang terus memuji, Di atas ciptaan-Nya, di atas segala-galanya.. “Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”             Gunung Batu – Adalah tempat pendakian gunung untuk yang kedua bagiku. Dengan ketinggian 875 Mdpl, lebih rendah dari pendakian pertama – gunung Munara – namundi gunung Batu ini destinasinya cukup menantang. Tak hanya fisikyang harus disiapkan, tetapi juga mental. Berani coba? Gunung Batu ini terletak di wilayah Jonggol, masih daerah kabupaten Bogor. Dengan jarak tempuh sekitar tiga jam dari pusat kota Bogor jika menggunakan kendaraan roda dua, dan jika menggunakan roda empat atau yang lainnya mungkin bisa memakan waktu lebih dari tiga jam. Karena jalannya berkelok-kelok dan masih ada yang belum teraspal sehingga akan menghambat perjalanan untuk seg...

Pendakian Pertama – Gunung Munara

Gambar
16 Juni 2015 – Adalah waktu di mana aku dan ketiga sahabatku mendaki sebuah gunung ‘mini’ yang berada di Rumpin, Kabupaten Bogor. Perjalanan untuk sampai di sana kurang lebih memakan waktu satu setengah jam dari pusat kota Bogor. Namun perjalanan jarak yang lumayan jauh ini akan terbayar dengan keindahan dan keelokan puncak gunung Munara yang terpancang di sana. Bersama ketiga sahabat yang baik hatinya; Nida, Nurul, dan Laras, kami memulai perjalanan ba’da zuhur. Dengan melewati berbagai rintangan perjalanan menuju puncak tertinggi, dengan ketinggian 1119 Mdpl, kami jadikan pengalaman berharga yang takkan terlupa. Hitung-hitung latihan sebagai pendaki pemula untuk menuju gunung-gunung yang lebih tinggi lagi yang akan kami taklukkan. Aamiin.. (entah kapan) Suka duka perjalanan kami lalui bersama, sebut saja perjalanan ini sebagai langkah berpetualang. Berpetualang menaklukkan tanah kelahiran. Hehe Selama perjalanan, tak kuasa kami menikmati keindahan alam dari setiap jejak-jeja...

Karena Radio

Gambar
Oleh : Nur Arsyidah             Lewat radio, aku sampaikan kerinduan yang lama terpendam.. (Sheila On 7-Radio)             Rintik-rintik tetesan air hujan yang berjatuhan telah mengganggu sinyal dalam siaran radio di sore hari itu. Bunyinya yang semakin tak beraturan lagi, bahkan sampai hilang tak bersuara. Diputar-putarkannya volume dan deretan siaran, tak mudah mempengaruhinya untuk kembali seperti semula. Ia mulai bosan dengan hal itu dan ditekannya tombol off.             Setelah satu bulan terakhir ini, ia terlihat tak seperti biasanya. Lebih senang menyendiri, menikmati sunyi, berteman sepi. Di dalam ruang kubus berjendela dua, sekali-kali ia melirik keadaan di luar rumah yang diramaikan oleh anak-anak yang bermain layang-layang, menerbangkannya sampai ketinggian langit, menyentuh awan-awan bebas mengudara. Ia tersenyum, namun hatinya...