Panggil Saja “GURU”!
Namanya Guru. Ayahnya seorang guru, pun ibunya seorang guru. Kakeknya guru, neneknya juga guru. Tak lupa pamannya seorang guru, bibinya apalagi, guru juga. Tapi Guru bukanlah seorang guru. Guru, ia dilahirkan dengan disambut keluarga besar dari seorang guru, yang mengajar dan mendidik anak-anak di sekolah maupun di pengajian. Guru sedari kecil didampingi oleh para guru (orang tua). Dari gurunya ia mendapat kebahagiaan dan ketenangan hidup, ia bangga ketika teman-temannya mengaguminya karena ayahnya seorang guru, ibunya pun seorang guru. Guru, ia tidak memiliki cita-cita sebagai seorang guru, menurutnya itu adalah profesi yang sederhana dan terlalu banyak dicita-citakan oleh orang, dan kebanyakan tidak berdasar hati. Atas asumsi itu akhirnya ia memilih untuk tidak bercita-cita sebagai guru, tetapi ia bercita-cita sebagai pedagang. Hanya pedagang! Teman-temannya menertawakan ketika ia menjawab tentang cita-citanya menjadi seorang “pedagang”. Melayani dan ...