Penaklukkan “A”isha
Minggu pertama berlalu, minggu kedua masih begitu, memasuki minggu ketiga tetap membisu. Ia selalu mengatupkan kedua bibirnya, pun kedua matanya tak mau memandang tinta hitam bergaya Arab itu. Ia memilih untuk mencoret-coret kitabnya dengan pensil hitam keabuan. Wajar saja, usianya baru menginjak tiga tahun mengenal dunia dan tidak mudah untuk beradadtasi dengan hal seperti itu, karena semua butuh proses – sabar.
Tepat memasuki minggu keempat, berharap ada perubahan pada
dirinya, setidaknya membuka kedua belah bibirnya. Dan Allah pun kabulkan. Di
hari jum’at mulia, saat itu ia mau bersuara, mengeluarkan bunyinya dengan
sederhana, sesederhana membuka mulut seperti menyuap untuk makan, “A”.
Oh hatiku girang tak kepalang, tak kuasa rasakan kebahagiaan
yang tak biasa. Meski masih malu-malu, namun pada akhirnya ia luluh juga dengan
mengucap satu huruf saja! “A” (maksud; huruf Alif dalam Hijaiyah)
Inilah penantian selama empat minggu yang kutunggu.
Penaklukkan satu huruf ini tak seberapa nilainya, namun tak terbilang
bahagianya. “Coba Aisha sekali lagi katakan ‘A’?” kemudian ia mengiringi, “A”.
Senyumnya pun mengembang, ruang mushola seakan berbunga nan bermekaran,
mendengar suara lembutnya berirama.
Huruf “A” mengawali penaklukkan membaca Iqro di halaman
pertama pada seorang anak bernama Aisha. Alhamdulillah.. – 11 Oktober 2015
Komentar
Posting Komentar