Tersadar



(Tulisan ini saya buat tidak hanya untuk menyadarkan yang lain, tetapi untuk menyadarkan pribadi pula)

Sejak kapan kita tersadar? Tersadar akan hidup di dunia ini hanya seketika saja. Ya, sekejap mata saja. Tetapi pernahkah kita sadar, bahwa bekal yang kita siapkan untuk kehidupan di akhirat belumlah seberapa. Kebaikan yang kita lakukan juga belum seberapa banyaknya. Dari hal terkecil, terkadang kita lupa tersenyum kepada sesama, padahal di sana ada shodaqoh yang kita berikan. Terkadang kita lupa ketika makan kemudian tersisa  yang tak mau lagi kita habiskan lalu dibuang, padahal di luar sana ada banyak orang yang susah payah mencari makan, menangis-nangis bahkan hingga meninggal tak mampu membeli makan. Juga, terkadang kita lupa, mengeluh tatkala diperintah orang tua, padahal ada banyak kebaikan di dalamnya. Astaghfirullah, betapa kita tak pernah sadar kita telah melakukan banyak kesalahan di dunia ini. Ya Allah, sadarkanlah kami..

Teringat akan seorang guru yang senang mengatakan bahwa, hidup di dunia hanya seperti jarak antara azan dan iqomah saja. Berapa lama waktunya? Sebentar bukan? Tetapi, terkadang kita banyak lupa, dalam waktu yang ‘sebentar’ itu kita sudah berbuat apa? Sudahkah membuat orang tua bahagia? Sudahkah membantu sesama? Atau bahkan kita telah menyakitinya? Oh Rabbi.. Jika di antara kami telah membuat orang tua kami terluka, sadarkanlah kami, jika telah membuat teman terluka, sadarkanlah kami..

Terkadang, kita melupakan amanah yang telah Allah beri. Terutama kewajiban shalat lima waktu. Masih banyak di antara kita melalaikan kewajiban melaksanakannya. Sedang dalam perjalanan mendengar azan, sedang mengobrol, sedang bermain di mall, bahkan sedang memainkan gadget. Ya Robbii.. Benarkah kami tuli? Betapa telinga kami terkadang melewatkan suara azan itu hanya demi kepentingan dunia yang sebenarnya tidak begitu penting di akhirat. Betapa kami melewatkan panggilan agungMu, betapa kami melewatkan kasih sayangMu saat itu. Maafkanlah kami yang telah lalai, yang telah ‘membiasakan’ melakukan hal yang sama. Oh Rabbi.. sadarkanlah kami.. 

Di manapun berada, sebenarnya malaikat-malaikat itu selalu mengintai manusia, mengintai kita 70 kali dalam sehari. Apa yang kita lakukan mereka tahu. Apa yang kita bicarakan mereka tahu. Dan apa yang kita niatkan mereka pun tahu. Tapi pernahkah kita tersadar bahwa malaikat-malaikat itu menjadi saksi dari setiap apa yang kita lakukan, bicarakan, dan kita niatkan. Lupa. Ya, terkadang kita lupa. Mungkin kita akan beralasan bahwa manusia adalah makhluk ‘pelupa’, tapi ya Allah bimbinglah kami agar kami selalu ingat kepada-Mu.

Ingatkah dengan ayat ini, jangan bilang kita ‘lupa’. Allah SWT berfirman: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat” (Al-Baqarah : 186). Allah yang mengatakan hal itu, apakah kita masih tidak percaya bahwa Allah begitu dekat dengan kita? Bahkan Allah lebih dekat dari urat nadi yang ada di tubuh kita. Tetapi, apabila ada masalah terkadang kita melupakanNya, bahkaaan masih menyalahkan takdir Allah. Astaghfirullah.. Kami tak sadar bahwa Engkau begitu dekat, Engkaupun selalu ada. Bahkan tanpa disadari Allah menyelesaikan masalah kita, tetapi kita masih terjerembab dalam masalah itu. dan satu hal, ketika Allah sayang dan cinta kepada hambaNya maka Allah akan mengujinya, meski dengan berbagai cara. Allahu Rabbi.. Dimanapun kami berada, sadarkanlah kami, dan jadikanlah kami makhluk yang selalu ingat kepadaMu. Aamiin..
Semoga bermanfaat~~

Jum’at, 3/3/2017 – 20.20
By : Arsyida

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Izrail

Lembaga-Lembaga (Institusi) Pendidikan Islam Pra-Kebangkitan Madrasah

Cerpen 5 Paragraf