Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Cerita "Cinta"

Gambar
Oleh : Mario Teguh Detak jantung terus berlantun Langkah kaki tetap terpadu Dalam lembaran penuh warna kehidupan, angan yang terpendam ‘kan terwujud Cita-cita yang tinggi ‘kan tergapai, dengan usaha serta keriangan dan kesungguhan Itulah arti dari mencintai diri sendiri Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walapun dia tidak berada di sisi kita Tuhan memberikan kita dua buah kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar, dan dua mata untuk melihat, tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati kepada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping hati lagi kepada seseorang untuk kita mencarinya, itulah “cinta” Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal, jika kita masih mau mencoba Jangan sesekali menyerah jika kita masih merasa sanggup Jangan sesekali mengatakan kita tidak mencintainya lagi, jika kita masih tidak dapat melupakan Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun...

Ayo Tebak! Siapa Yang Tahu?

Gambar
“Ayo tebak, di kertas ini ada satu gambar binatang, tapi gambarnya membentuk seperti salah satu huruf Hijaiyah, siapa yang tau ada huruf apa di sini?” Seorang wanita berkerudung cokelat yang dikerumuni sepuluh anak cucu Adam itu menampakkan sebuah gambar pada sehelai kertas putih, seketika jemari telunjuknya mengarah pada salah satu gambar yang dipilihnya. Masing-masing anak mengamati sebuah gambar yang masih tergantung di antara kedua tangan gurunya, mereka berpikir, kemudian.. “Aku tau bu guru!” Salah seorang dari sepuluh anak yang mengamati itu mengangkat jari telunjuknya dengan tinggi bahkan tubuhnya turut berdiri. “Ayo Moren, ada huruf apa di sini?” mereka yang masih memandangi sebuah gambar itu kemudian melepas tatapannya, buyar, terpecah oleh Moren yang akan menjawab tebakan gurunya. “Itu gambar bebek, membentuk huruf Ha!” Sontak anak-anak mulai ramai dan ada yang tertawa atas jawaban yang diberikan Moren. “Iya kan bu guru?” Moren seakan memastikan, ia mencoba m...

Jangan Berhenti, Hujan!

Gambar
Kamis – Sore itu keadaan langit terlihat mendung. Segumpal awan hitam yang mengembung di angkasa bersiap menumpahkan isi dalam kandungannya. Kemudian diikuti kilatan putih menembus awan, menyisakan garis putih memanjang dan semua orang berteduh ketakutan. Tetapi tidak bagi mereka, langkah kaki kecil yang tak menghiraukan si awan kelam menghadang. Tak peduli seberapa banyak rintik-rintik berjatuhan, membasahi koyah kecil yang dibordir dan kerudung berbunga imutnya. Mereka masih semangat melantunkan satu demi satu huruf yang baru dikenalinya. “A, Ba, Ta, Tsa, Ja, Ha, Kho…” Sambil menunggu hujan, pun menunggu jemputan untuk kembali pulang. “Yuk, kita baca do’a hujan dulu, supaya hujannya cepat berhenti.” Setelah selesai melantunkan huruf arab itu dengan nada seadanya, suara kecil yang berlomba dengan suara hujan, kemudian seorang wanita yang tengah duduk bersandar di dinding bercat putih itu mengajak anak-anak untuk membaca do’a yang belum lama dihafal oleh muridnya. “J...

Penaklukkan “A”isha

Minggu pertama berlalu, minggu kedua masih begitu, memasuki minggu ketiga tetap membisu. Ia selalu mengatupkan kedua bibirnya, pun kedua matanya tak mau memandang tinta hitam bergaya Arab itu. Ia memilih untuk mencoret-coret kitabnya dengan pensil hitam keabuan. Wajar saja, usianya baru menginjak tiga tahun mengenal dunia dan tidak mudah untuk beradadtasi dengan hal seperti itu, karena semua butuh proses – sabar. Tepat memasuki minggu keempat, berharap ada perubahan pada dirinya, setidaknya membuka kedua belah bibirnya. Dan Allah pun kabulkan. Di hari jum’at mulia, saat itu ia mau bersuara, mengeluarkan bunyinya dengan sederhana, sesederhana membuka mulut seperti menyuap untuk makan, “A”. Oh hatiku girang tak kepalang, tak kuasa rasakan kebahagiaan yang tak biasa. Meski masih malu-malu, namun pada akhirnya ia luluh juga dengan mengucap satu huruf saja! “A” (maksud; huruf Alif dalam Hijaiyah) Inilah penantian selama empat minggu yang kutunggu. Penaklukkan satu huruf ini tak ...

16.00

Gambar
Sejak kehadiran mereka di kala senja hari itu, hari-hariku terasa semakin berawarna, semakin cerah dan bermakna. Mereka selalu datang membawa hal baru, kemudian bercerita dihadapanku. Bagiku cerita yang mereka sampaikan adalah hal yang biasa, namun bagi mereka itu adalah sesuatu hal yang baru, luar biasa, dan menakjubkan! Seperti halnya melihat bintang, berhujanan, bahkan menaiki kendaraan. Semakin hari semakin mereka membuatku rindu, dan berharap setiap hari menjelang senja. Di mana sebuah waktu anatara aku dan mereka bertemu kemudian menyambutku dari balik pintu, “Bu guruuu!!” 03 Oktober 2015 – 22.57 Pm